Cara Membangun Dana Darurat di Tengah Gaji Pas-pasan
![]() |
smartwealthID |
Memiliki dana darurat adalah salah satu fondasi utama dalam perencanaan keuangan pribadi yang sehat. Namun, tantangan terbesar yang sering dirasakan oleh banyak orang, terutama dengan penghasilan terbatas, adalah bagaimana memulainya. Mungkinkah membangun dana darurat ketika gaji pas-pasan? Jawabannya: sangat mungkin. Artikel ini akan memandu kamu secara langkah demi langkah dalam membangun dana darurat, meski penghasilanmu terbatas.
Apa Itu Dana Darurat dan Kenapa Penting?
Dana darurat adalah tabungan yang disiapkan khusus untuk kebutuhan mendesak yang tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit mendadak, atau perbaikan rumah/kendaraan yang mendadak. Fungsi utama dana ini adalah agar kamu tidak harus berutang atau menjual aset saat terjadi kondisi darurat.
Mengapa dana darurat penting, khususnya jika gaji pas-pasan?
- Menghindari utang berbunga tinggi seperti pinjaman online.
- Memberi ketenangan mental.
- Membantu menjaga kestabilan keuangan tanpa perlu mengganggu pengeluaran rutin.
Berapa Jumlah Ideal Dana Darurat?
Jumlah ideal dana darurat tergantung pada status dan kebutuhan hidup kamu:
- Lajang, tanpa tanggungan: 3–6 bulan pengeluaran.
- Menikah, tanpa anak: 6 bulan pengeluaran.
- Menikah dengan anak atau punya tanggungan: 6–12 bulan pengeluaran.
Misal, jika pengeluaranmu per bulan adalah Rp3 juta, maka kamu perlu menargetkan Rp9–18 juta sebagai dana darurat.
Langkah-langkah Membangun Dana Darurat meski Gaji Terbatas
1. Evaluasi dan Catat Semua Pengeluaran
Langkah awal yang wajib dilakukan adalah mengevaluasi seluruh pemasukan dan pengeluaran bulanan. Catat semuanya, dari yang besar hingga kecil. Gunakan aplikasi pencatatan keuangan seperti Money Lover, Spendee, atau cukup lewat Excel/Google Sheets.
Tujuan: Mengetahui kemana uangmu selama ini pergi, dan melihat celah untuk disisihkan.
2. Buat Anggaran Realistis
Setelah mencatat semua pengeluaran, buatlah anggaran bulanan. Prioritaskan kebutuhan pokok (makan, transportasi, tempat tinggal) lalu sisanya dialokasikan sesuai skala prioritas.
Gunakan metode 50/30/20 Rule:
- 50% untuk kebutuhan pokok,
- 30% untuk keinginan,
- 20% untuk tabungan (termasuk dana darurat).
Jika tidak bisa langsung 20%, mulai dari 5–10% pun tidak apa-apa. Konsistensi lebih penting dari jumlah.
3. Sisihkan Uang di Awal (Bukan Sisa)
Salah satu kesalahan umum adalah menabung dari uang sisa. Biasakan “bayar diri sendiri dulu”. Begitu gajian, langsung alokasikan dana darurat sebelum digunakan untuk hal lain.
Contoh:
- Gaji Rp3 juta, langsung sisihkan Rp150.000–Rp300.000 untuk dana darurat.
- Otomatiskan transfer ke rekening berbeda agar tidak tergoda memakai.
4. Gunakan Rekening Terpisah
Simpan dana darurat di rekening terpisah dari rekening harian. Sebisa mungkin, gunakan rekening yang:
- Tidak memiliki kartu debit,
- Tidak mudah diakses,
- Tidak terhubung dengan e-wallet.
Rekomendasi: Simpan di rekening tabungan digital dengan bunga kecil, seperti Jenius Flexi Saver, BCA Tahapan Xpresi, atau SeaBank.
5. Tambah Penghasilan Sampingan
Kalau penghasilan utama benar-benar tidak mencukupi, pertimbangkan cari penghasilan tambahan. Beberapa opsi yang bisa kamu pertimbangkan:
- Jadi freelancer (menulis, desain, editing),
- Jualan online,
- Afiliasi produk digital,
- Isi survei berbayar,
- Dropship barang dari marketplace.
Tambahan penghasilan ini bisa 100% kamu alokasikan untuk dana darurat agar lebih cepat terkumpul.
Tips Hemat untuk Mendukung Dana Darurat
- Kurangi jajan dan makanan delivery. Masak sendiri bisa menghemat 30–50% pengeluaran makan.
- Pakai transportasi umum dibandingkan ojek online.
- Batasi langganan digital: Gunakan paket bersama untuk Netflix/Spotify.
- Beli barang saat promo atau second.
- Hindari cicilan konsumtif seperti paylater atau kredit HP baru.
Tantangan Umum dan Cara Menghadapinya
1. “Uangnya udah habis duluan.”
Solusi: Gunakan sistem amplop atau budgeting app agar bisa lebih disiplin.
2. “Jumlahnya kecil, nggak ada artinya.”
Solusi: Fokus pada kebiasaan, bukan jumlah. Menabung Rp5.000 setiap hari saja bisa jadi Rp150.000 per bulan.
3. “Takut nggak konsisten.”
Solusi: Ajak pasangan atau teman jadi accountability partner untuk saling memotivasi.
Kapan Dana Darurat Bisa Digunakan?
Dana darurat hanya boleh digunakan untuk hal yang benar-benar darurat dan mendesak. Contohnya:
- Biaya rumah sakit mendadak,
- Kebutuhan mendesak saat kehilangan pekerjaan,
- Perbaikan kendaraan darurat jika itu alat transportasi utama kerja.
Jangan gunakan untuk:
- Beli gadget baru,
- Liburan,
- Beli baju atau sepatu,
- Nongkrong atau makan di luar.
Penutup
Membangun dana darurat memang butuh waktu dan kedisiplinan, apalagi jika penghasilanmu terbatas. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Mulailah dari jumlah kecil, dan tingkatkan seiring waktu. Yang penting adalah konsistensi, komitmen, dan niat untuk hidup lebih tenang secara finansial.
Ingat, dana darurat bukan tentang nominal besar, tetapi tentang kesiapan menghadapi kondisi darurat tanpa panik.